Klaim Eduward Ginting Banyak Bantu Masyarakat, Pegiat Lingkungan Hidup Minta RAPP Berhenti Bohongi Publik

Klaim Eduward Ginting Banyak Bantu Masyarakat, Pegiat Lingkungan Hidup Minta RAPP Berhenti Bohongi Publik
Kawasan industri RAPP di Pangkalan Kerinci

PELALAWAN (Fokusdiksi) - Chief Operating Officer (COO) PT. RAPP Eduward Ginting menyebutkan bahwa Perusahaan yang dipimpinnya itu telah memberikan banyak manfaat bagi Masyarakat di sekitar wilayah operasional.  Dan sudah menjadi komitmen owner untuk memberikan yang terbaik bagi Masyarakat.

"Selama berdirinya PT. RAPP sudah banyak masyarakat membantu dan kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Sesuai arahan pimpinan perusahaan Sukanto Tanoto, perusahaan diminta agar selalu mengedepankan pemberian yang baik kepada masyarakat dan hendaknya bantuan yang di berikan tepat sasaran,"kata Eduward Ginting di acara Founder Day RGE, Sabtu (7/12/2024)

Pernyataan petinggi RAPP ini mendapat tanggapan berbeda dari forum pegiat lingkungan hidup dan pecinta alam yang tergabung dalam Jaringan kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), menurut Koordinatornya, Okto Yugo Setyo apa yang disampaikan oleh RAPP adalah bentuk pembohongan publik yang dilakukan secara berulang ulang. Menyampaikan hal yang seakan akan perusahaan perusak hutan Riau itu telah melakukan banyak kebaikan kepada masyarakat padahal sebaliknya melakukan banyak kontribusi atas banyak kerusakan hutan di Riau.

"Sudah cukup APRIL Grup membohongi publik dengan menyatakan kontribusi positif mereka terhadap hutan, lingkungan dan masyarakat. Seharusnya mereka jujur dan masyarakat harus membuka mata, bahwa lebih banyak dampak negatif yang diberikan perusahaan ini terhadap lingkungan dan hutan kita,"tegas Okto

Bahkan harusnya perusahaan milik taipan Sukanto Tanoto itu merasa malu karena mewariskan kerusakan hutan dan lingkungan untuk anak cucu  generasi yang akan datang. 

"Hutan yang telah mereka rusak belum juga mereka perbaiki, namun kerusakan-kerusakan lainnya terus mereka lakukan," imbuhnya.

Jikalahari bersama jaringan memetakan konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan afiliasi APRIL Grup sejak perusahaan beroperasi di Riau. Konflik yang ditemukan di antaranya berkaitan dengan sengketa batas tanah ataupun tergusurnya masyarakat dari tanah ulayat, hilangnya sumber penghidupan masyarakat yang bergantung dari hasil hutan, kekerasan dan kriminalisasi terhadap masyarakat, perselisihan terkait kompensasi ganti rugi serta konflik lainnya berkaitan dengan polusi, kerusakan infrastruktur dan hal lainnya.

"Ditemukan ada sekitar 72 desa ataupun komunitas yang berkonflik dengan APRIL Grup dan perusahaan yang terafiliasi dengan mereka. Sekitar 82% diantaranya berkonflik berkaitan dengan isu penguasaan tanah dan penggusuran masyarakat sedangkan sisanya berkaitan dengan kekerasan dan kriminalisasi. Data yang tercatat disini hanyalah segelintir dari yang muncul ke permukaan. Tidak menutup kemungkinan ada lebih banyak konflik lainnya yang tidak tersorot ataupun terpublikasikan,"beber Okto Yudo.

Belum lagi masalah kerusakan hutan Riau yang disebabkan oleh operasional perusahaan nya Tan Kang Hoo ini, Jikalahari menemukan dalam 10 tahun terakhir, total 64.374,74 ha tutupan hutan alam yang telah hilang dalam areal konsesi perusahaan yang terafiliasi dengan APRIL Group/ RGE. 

"Artinya, APRIL Grup dalam 10 tahun terakhir telah berkontribusi menghilangkan hutan alam seluas kota Pekanbaru,"pungkas nya (Dedi)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index